Kamis, 27 Mei 2010

PERTANDA 2


            Siang terasa menyengat pori-pori. Dan Aku masih termenung dan terdiam di sudut yang bersudut. Di ruang yang beruang. Rumah yang beruang. Kamar yang beruang. Dan hati yang beruang.
            Aku tersudutkan ruang. Ke depan, Aku membentur ruang. Ke kanan, Aku terhalang ruang. Ke kiri, Aku terbatas ruang. Dan ke belakang, Aku tersendat ruang. Ke manapun, Aku tersudutkan ruang.
            Ruang-ruang itu terus menggenggam raga hingga sesak napas hanya menghirup ruang. Dada ini terhimpit ruang. Hati ini pun tertindas ruang.
            Di sini... Aku hanya memikirkan ruang. Dan bayang rembulan itu ada di luar ruang. Ruang tak dapat kutembus. Dan bayang rembulan pun tak bisa masuk ke dalam ruang. Sementara bayang rembulan terbang di luar ruang.
            Ruang itu... adalah ruang yang belum bisa menjadi ruangku. Bersemayam dalam bayangku. Terbang dengan sayapku yang malang. Membawa pertanda-pertanda yang hitam. Pertanda-pertanda yang belum berbayang. Pertanda-pertanda di siang melintang. Dan Aku masih juga memikirkan ruang.


13:11 WIB
Sabtu, 200101

Tidak ada komentar:

BROMO

BROMO
KAWAH BROMO